Kebutuhan global akan minyak pada tahun 2008 yang lalu telah
mencapai sekitar 87,1 juta barel per hari. Angka ini meningkat cukup drastis
dan merupakan rekor tertinggi dalam kurun waktu hampir satu dekade ini.
Padahal, pada tahun 2000, kebutuhan minyak dunia “hanya” sebesar 75,4 juta
barel per hari. Artinya, hanya dalam kurun waktu delapan tahun terjadi
peningkatan sebesar 11,7 juta barel atau tumbuh rata-rata 1,93% per tahun.
Bahkan ketika harga minyak dunia melesat ke rekor tertinggi pada tahun 2008
yang lalu, 147 dolar/barel, konsumsi minyak dunia menunjukkan peningkatan
sebesar 1,6 juta barel dibandingkan tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa
minyak dunia masih kokoh menempati urutan teratas dalam daftar penyedia (supplier)
kebutuhan energi di dunia. Minyak bumi masih tak tergantikan oleh sumber
energi lainnya kendati pun saat ini telah muncul beberapa energi terbarukan (renewable
energy) seperti biofuel, nuklir, panas bumi (geothermal), biomass,
dan sebagainya.
Menurut data terbaru dari IFR Report, Economist 2008,
dalam rentang tahun 2005 – 2030 diperkirakan kebutuhan minyak akan tumbuh
sebesar 1,4% per tahun. Sebenarnya, prediksi angka pertumbuhan ini jika
dibandingkan dengan angka pertumbuhan sumber energi lainnya seperti gas, masih
lebih rendah. Akan tetapi, dalam proporsi penggunaan minyak sebagai energi di
dunia, masih jauh lebih besar dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Pada
tahun 2005, minyak memegang kendali sebesar 39,2% dari total kebutuhan energi
di dunia. Proporsi ini jauh di atas gas (23,0%), bahan padat (27,6%), bahkan
energi terbarukan (10,2%) sekalipun. Dua dekade mendatang, lebih tepatnya pada
tahun 2030, diperkirakan proporsi minyak sebagai sumber energi akan mengalami
penurunan menjadi sekitar 36,5% dari total kebutuhan energi di dunia. Sedangkan
proporsi gas naik menjadi 27,4%, bahan padat turun menjadi 26,8%, dan energi
terbarukan justru diperkirakan turun ke angka 9,2%. Hal ini menggambarkan
situasi bahwa sampai dengan tahun 2030, minyak masih menjadi primadona sumber
energi. World Economic Review 2007, Prior Statistics 2008 melaporkan
bahwa sektor transportasi dan industri menjadi penyumbang terbesar untuk
kebutuhan minyak dunia dengan pertumbuhan rata-rata 1,2% per tahunnya sampai
dengan tahun 2030. Dan yang perlu dijadikan catatan adalah negara-negara di
kawasan Asia-Pasifik dan Asia Selatan memberikan porsi terbesar yaitu 58% dari
total peningkatan kebutuhan minyak dunia. Hal ini mengingat di kawasan tersebut
terdapat negara-negara berkembang dengan populasi penduduk yang sangat besar
seperti Indonesia, India, Vietnam, serta negara maju seperti China yang
konsumsi minyaknya menempati urutan ketiga di dunia. Populasi penduduk yang
besar dan masalah transportasi massal yang belum memadai di beberapa negara
berkembang tersebut menyebabkan jumlah kendaraan pribadi berbahan bakar minyak
terus meningkat setiap tahunnya dan pada akhirnya menyebabkan konsumsi minyak
dunia juga mengalami peningkatan.
Lalu, bagaimana dengan jumlah cadangan minyak dunia saat
ini? Berdasarkan World Energy Report, OPEC Report 2008, cadangan minyak
mentah terbukti di dunia (world proven crude oil) berada pada
posisi 1.195.318 juta barel, dimana sebagian besar berada di negara-negara yang
tergabung dalam OPEC yang mencapai 927.146 juta barel atau sekitar 77,6% dari
total cadangan minyak mentah terbukti di dunia. Saudi Arabia merupakan negara
yang mempunyai cadangan minyak bumi (oil reservoir) terbesar yaitu 264,3
miliar barel. Berbeda jauh dengan Indonesia (ketika laporan tersebut dibuat,
Indonesia masih merupakan anggota OPEC) yang berada di posisi kedua terbawah
dari 25 negara yang tercatat memiliki cadangan minyak bumi, dengan kandungan
minyak bumi sebesar 4,4 miliar barel.
Berdasarkan data yang tersedia, jika kita menganalisa secara
“ekstrem” yaitu dengan menganggap bahwa cadangan minyak bumi tidak akan
bertambah sampai dengan tahun 2030 dan pertumbuhan kebutuhan minyak rata-rata
1,4% (anggapan perhitungan mulai tahun 2008) seperti laporan IFR Report,
Economist 2008 di atas, maka ketika tahun 2030 telah tiba, cadangan minyak
mentah dunia akan terkuras sebesar 843,95 miliar barel (70,6%) dan hanya
tersisa 351,38 miliar barel (29,6%). Cukupkah untuk beberapa tahun setelahnya?
Tak ada seorang pun dari kita yang tahu. Memang kondisi demikian kemungkinan
kecil terjadi karena berbagai aktivitas eksplorasi minyak (oil exploration)
untuk menemukan sumur-sumur minyak baru masih terus dilakukan oleh berbagai
perusahaan minyak dunia lewat penelitiannya. Namun, alangkah bijak kita sebagai
pengguna minyak bumi untuk memanfaatkan minyak sebagai sumber energi secara
tepat dan efisien. Negara-negara berkembang perlu membuat regulasi yang jelas
untuk mengatur pertumbuhan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak.
Industri-industri otomotif harus terus melakukan inovasi dalam menciptakan
kendaraan yang ramah lingkungan. Seraya terus berkurangnya cadangan minyak
bumi, berbagai penemuan sumber energi lain khususnya energi terbarukan harus
terus digenjot dan mampu diproduksi secara massal. Jika tidak, akan terjadi
krisis energi yang melanda dunia dalam dua dekade mendatang. Tentunya kita
tidak ingin hal tersebut terjadi karena akan membawa dampak yang luar biasa
terhadap segala sektor kehidupan, terlebih dunia masih bergantung kepada emas
hitam ini sebagai sumber energi utama. Lalu, kenyataan seperti apakah yang akan
terjadi pada tahun 2030 mendatang? Menarik untuk terus disimak. Kita tunggu
saja.
.
0 komentar:
Posting Komentar